Mekanika dan Perkembangan Panas
Makalah ini berisikan materi tentang Perkembangan ilmu mekanika dan ilmu panas tiap priode, disamping itu disajikan pula dengan tokoh yang berperan didalamanya.
Sabtu, 11 Juni 2016
Rabu, 20 Januari 2016
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN LABORATORIUM BERBASIS KEMAMPUAN GENERIK SAINS BAGI CALON GURU FISIKA
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN LABORATORIUM BERBASIS KEMAMPUAN GENERIK SAINS BAGI CALON GURU FISIKA
Yanuarius Darwin Tosong
Salah satu permasalahan penting dalam pembelajaran IPBA
bidang Fisika adalah rendahnya kualitas pembelajaran pada berbagai jenjang
pendidikan. Rendahnya kualitas proses dan hasil belajar Fisika dipengaruhi
banyak faktor, salah satunya adalah mutu guru. Hal ini tidak terlepas dari
proses penyiapan guru itu sendiri oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK). Dalam pengembangan profesional guru, harus diberikan keterampilan
laboratorium, sehingga calon guru dapat mengembangkan pengetahuan, pengertian
dan kecakapannya. Sebagai mana dinyatakan oleh McDermot (1990) bahwa salah satu
faktor penting yang mempengaruhi rendahnya kinerja pendidikan sains adalah
kurangnya guru-guru yang dipersiapkan dengan baik.
Fisika sebagai bagian dari sains, seharusnya dibelajarkan
melalui kegiatan laboratorium, yang meliputi keterampilan laboratorium dalam merancang, melaksanakan dan melaporkan
kegiatan laboratorium. Karena, kegiatan laboratorium merupakan bagian
integral dari kegiatan belajar mengajar (Rustaman et al., 2005). Tetapi,
kenyataan di lapangan, pembelajaran Fisika di sekolah-sekolah umumnya bersifat
teoritis, melalui ceramah, diskusi, dan penyelesaian soal, tanpa eksperimen
ataupun demonstrasi (Depdiknas, 2002). Pada umunya proses perkuliahan IPBA di Jurusan
Fisika pada LPTK diberbagai perguruan tinggi pembelajaran bidang Fisika
didominasi oleh ceramah, studi pustaka dan penugasan.
Melalui kegiatan laboratorium diharapkan mahasiswa memiliki
hasil belajar sains berupa kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan
pengetahuan sains yang dimilikinya atau lebih dikenal sebagai kemampuan generik
sains. Selain itu, juga dapat ditingkatkan penguasaan konsep, keterampilan
berpikir tingkat tinggi dan kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
Kemampuan generik sains merupakan kemampuan yang dapat digunakan untuk
mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan masalah dalam sains (Brotosiswoyo,
2000). Lebih lanjut Brotosiswoyo menyatakan bahwa kemampuan generik sains yang
perlu dibekalkan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan laboratorium
diantaranya kemampuan melakukan pengamatan langsung dan tak langsung, bahasa
simbolik, kesadaran akan skala, inferensi logika, hukum sebab akibat, pemodelan
dan hal-hal lain yang melandasinya. Oleh karena itu, kemampuan generik sains
merupakan kemampuan yang digunakan secara umum dalam berbagai kerja ilmiah, dan
dapat digunakan sebagai landasan dalam melakukan kegiatan laboratorium.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan penulisan
sebagai berikut: (1) Bagaimanakah efektifitas PKL-BKGS dalam mengembangkan
keterampilan laboratorium calon guru fisika? (2) Bagaimanakah efektifitas PKL-BKGS
dalam meningkatkan kemampuan generik sains calon guru fisika? (3) Bagaimanakah
tanggapan mahasiswa terhadap penerapan PKL-BKGS? Adapun tujuan penulisan ini
adalah menghasilkan suatu Program Pembelajaran Keterampilan Laboratorium Berbasis
Kemampuan Generik Sains (PKL-BKGS) bidang Fisika, yang mengkondisikan mahasiswa
agar memperoleh pengalaman-pengalaman merancang, melaksanakan dan melaporkan
keterampilan laboratorium, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan
generik sainsnya.
Manfaat yang diperoleh dari hasil penulisan ini antara lain:
(1) memberi suatu alternatif model pembekalan keterampilan laboratorium Fisika
dalam upaya meningkatkan keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains
calon guru, (2) memberi suatu kerangka pemikiran dalam rangka perbaikan
pendidikan guru fisika di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), (3)
Memberi pengalaman langsung kepada calon guru fisika dalam melaksanakan
praktikum Astronomi, yang direncanakan, dilaksanakan dan dilaporkan sendiri. (4)
Sebagai bahan kajian dalam merevisi kurikulum program studi fisika, agar
perkuliahan IPBA bidang Fisika tidak hanya teori saja, tetapi juga
mengalokasikan sks untuk kegiatan laboratorium.
Secara teoritis, melalui kegiatan laboratorium aspek produk,
proses, dan sikap dapat lebih dikembangkan. Praktikum atau kegiatan
laboratorium merupakan kegiatan istimewa yang berfungsi untuk melatih dan
memperoleh umpan balik serta meningkatkan motivasi belajar siswa (Utomo dan
Ruijter, 1990; Lim, 2007). Pembelajaran melalui kegiatan laboratorium tidak
hanya meningkatkan ranah psikomotorik siswa, tetapi juga kognitif dan afektif.
Seperti dinyatakan oleh Pabelon & Mendosa (2000), bahwa: “Kerja
laboratorium berperan dalam mengembangkan kognitif, psikomotor, dan afektif”.
Dengan demikian melalui pembekalan kegiatan laboratorium diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains mahasiswa.
Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Pujani Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha
menunjukkankan bahwa respon mahasiswa terhadap model pembelajaran berbasis
laboratorium adalah positif terhadap pembelajaran yang diterapkan. Tetapi
permasalahannya adalah kemampuan mahasiswa yang sangat bervariasi, sehingga
bagi yang kurang mampu akan mengalami kendala lebih besar dalam pembekalan ini
terutama pada saat merancang kegiatan laboratorium. Lebih lanjut, laporan diketahui
bahwa PKL-BKGS efektif dalam mengembangkan keterampilan laboratorium Fisika
calon guru. Hal ini disebabkan karena PKL-BKGS melibatkan mahasiswa secara
aktif untuk mengembangkan keterampilannya dalam merancang, melaksanakan dan
melaporkan kegiatan laboratorium IPBA. Karena semua kegiatan itu dilatihkan
secara langsung dan berulang sampai semua topik kegiatan laboratorium selesai,
maka mahasiswa akan mampu menguasai keterampilan tersebut. Mahasiswa juga akan
terbiasa belajar secara mandiri, sehingga akan mampu menguasai
keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam mengelola kegiatan
laboratorium, yang akan bermanfaat sebagai bekal untuk mengajar di SMP/SMA
kelak setelah menjadi guru. Oleh karena itu, setelah selesai perkuliahan,
keterampilan laboratorium mahasiswa calon guru akan meningkat.
Efektivitas PKL-BKGS
dalam meningkatkan kemampuan generik sains mahasiswa disebabkan antara lain,
pelatihan keterampilan merancang praktikum salah satu komponennya adalah
mengidentifikasi kemampuan generik sains yang melandasi praktikum. Dengan
melaksanakan keterampilan laboratorium mahasiswa berlatih melakukan pengamatan,
menyadari tentang skala besaran melalui kegiatan pengukuran, menarik kesimpulan
berdasarkan hasil-hasil pengamatan. Kegiatan praktikum dapat membangkitkan
motivasi siswa untuk belajar IPA, mengembangkan keterampilan dasar dalam
melakukan eksperimen, menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah, serta dapat
menunjang materi pelajaran (Woolnough dan Allsop dalam Rustaman et al.,
2005).
Dengan
meningkatkan komponen Kemampuan Generik
Sains (KGS), maka diharapkan dapat melatih keterampilan laboratorium yang akan
membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar dan
keterampilan lainnya. Akibatnya mahasiswa dapat mentransfer kemampuannya untuk
memudahkan mempelajari bidang yang lain. Kemampuan generik sains merupakan
kemampuan dasar yang perlu dimiliki calon guru, dapat diterapkan pada berbagai
bidang (Gibb, 2002). Bila kemampuan ini sudah dimiliki oleh mahasiswa calon
guru fisika dan sering diterapkan dalam pemecahan masalah, maka diharapkan
mereka akan memiliki kemampuan berpikir kreatif dan kritis. Hal ini tentunya
akan sangat berguna bagi calon guru sebagai bekal untuk mengajarkan fisika
khususnya IPBA bidang Kebumian dengan lebih baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pemaparan
diatas, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut. (1) PKL-BKGS efektif dalam
mengembangkan keterampilan laboratorium mahasiswa, khusunya dalam merancang,
melaksanakan dan melaporkan kegiatan laboratorium Fisika. (2) PKL-BKGS efektif
dalam meningkatkan kemampuan generik sains mahasiswa, dan (3) Respon mahasiswa
terhadap penerapan PKL-BKGS, adalah positif
Program
Pembelajaran Keterampilan Laboratorium yang dilakukan dalam penelitian ini
disarankan untuk dapat diteliti dan dikembangkan pada mata kuliah praktikum
fisika lainnya yang membutuhkan penguasaan keterampilan laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Brotosiswoyo,
B.S. (2000). “Hakekat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi”. Dalam Hakekat
Pembelajaran MIPA & Kiat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi.
Disusun oleh Tim Penulis Pekerti Bidang MIPA. Jakarta: Proyek Pengembangan
Universitas Terbuka. Depdiknas.
Depdiknas.
(2002). Pengembangan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Abad ke-21
(SPTK-21). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Pedoman Studi
Undiksha. (2009). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Pujani, N.M.,
dan Liliasari. (2011). Deskripsi Hasil Analisis Pembelajaran IPBA sebagai Dasar
Pengembangan Kegiatan Laboratorium Bagi Calon Guru. “Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan”. Bandar Lampung 29-30 Januari 2011. ISBN:
978-979-3262-04-8.
Rustaman,
N.Y., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S. A., Achmad, Y., Subekti, R.,
Rochintaniawati, D., dan Nurjhani K., M. (2005). Strategi Belajar Mengajar
Rustaman, N.Y., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S. A., Achmad, Y., Subekti, R.,
Rochintaniawati, D., dan Nurjhani K., M. (2005). Strategi Belajar Mengajar
Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press).. Malang: Universitas
Negeri Malang (UM Press).
Rabu, 04 Maret 2015
Perkembangan Mekanika dan Ilmu Panas
MAKALAH
PERKEMBANGAN MEKANIKA dan ILMU PANAS TIAP PERIODE
PERKEMBANGAN MEKANIKA dan ILMU PANAS
Untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Sejarah
Fisika
Disusun
Oleh :
YANUARIUS
DARWIN TOSONG
1401051009
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NUSA CENDANA
KUPANG
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT
karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan.
MAKALAH ini merupakan salah satu
tugas kelompok dari materi sejarah fisika. Selesainya penyusunan makalah ini
berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat
:
1. Dosen
Pengampu Mata Kuliah Sejarah Fisika yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka
penyelesaian penyusunan makalah ini.
2.
Rekan-rekan semua di Kelas Pendidikan Fisika B FKIP Undana
3.
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada
keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian
yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam
menyelesaikan makalah ini.
Serta
kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis banggakan.
Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang berkompeten. Amin.
Kupang,
Februari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN................................................. 2
1. MEKANIKA
a.perkembangan
mekanika klasik.................................. 2
b.perkembangan
mekanika modern.............................. 12
2. ILMU PANAS
a.sejarah perkembangan ilmu panas.............................. 13
b.hukum termodinamika................................................ 13
c. tokoh ilmuwan penemu termodinamika..................... 16
BAB III PENUTUP......................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA...................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mekanika merupakan cabang ilmu fisika tertua yang berhubungan dengan
materi (benda), yaitu ilmu yang mempelajari gerak benda, baik benda yang diam
(statika) maupun benda yang bergerak (kinematika dan dinamika).
Kinematika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu benda tanpa memperhatikan
penyebab gerak benda tersebut, sedangkam dinamika merupakan ilmu fisika yang
mempelajari gerak suatu benda dengan memperhatikan atau memperhitungkan
penyebab gerak benda tersebut.
Masalah
mekanika merupakan hal yang cukup penting dalam perkembangan ilmu fisika untuk
kita pelajari karena masalah mekanika sangat erat kaitannya dengan peristiwa
yang tejadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagaimana kita ketahui bahwa
fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala alam yang dapat diamati dan
diukur, dan kasus mekanika merupakan salah satu gejala alam yang dapat diamati
dan diukur.
Dalam perkembangannya, mekanika dibagi dalam menjadi dua yaitu mekanika
klasik dan mekanika kuantum. Mekanika klasik dititik beratkan pada benda-benda
yang bergerak dengan kecepatan jauh dibawah kecepatan cahaya, sedangkan
mekanika kuantum dititik beratkan pada benda-benda yang bergerak mendekati
kecepatan cahaya.
Berdasarkan
alasan di atas maka kita perlu mengetahui sejarah perkembangan mekanika tiap
periodisasi sejarah fisika.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana perkembangan mekanika dan ilmu panas tiap periode?
2.
Siap Tokoh yang berpengaruh pada kedua perkembangan ilmu tersebut? .
C. TUJUAN
1.
Mengetahui perkembangan mekanika dan ilmu panas pada tiap periode.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MEKANIKA
Dalam perkembangannya, mekanika dibagi dalam menjadi
dua yaitu mekanika klasik dan mekanika kuantum.
1.
PERKEMBANGAN MEKANIKA KLASIK
Perkembangan mekanika klasik didasarkan pada perkembangan sejarah fisika, yaitu
:
Periode I ( Pra Sains ... sampai dengan 1550 M )
1.
Aristoteles ( 384-332 SM )
Aristoteles dilahirkan di kota
Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya seorang ahli fisika kenamaan. Pada umur
tujuh belas tahun Aristoteles pergi ke Athena belajar di Akademi Plato. Dia menetap di sana selama dua puluh tahun hingga tak lama
Plato meninggal dunia. Dari ayahnya, Aristoteles mungkin memperoleh dorongan
minat di bidang biologi dan "pengetahuan praktis".
Aristoteles merupakan orang
pertama pada periode ini yang mengemukakan cabang
mekanika yang berurusan dengan hubungan timbal balik antara gerak dan
gaya yaitu bidang dinamika. Ia mengemukakan suatu argumen tentang sifat bawaan
dari berbagai benda yang memberikan alasan untuk berbagai sifat tersebut dalam
daya intrinsik khusus dari benda itu sendiri.
Aristoteles membedakan dua jenis
gerak yaitu gerak alamiah (pure motion) dan gerak paksa (violent motion).
Menurutnya tiap unsur memiliki “tempat alamiah” di alam semesta ini seperti di
pusat bumi yang dikelilingi oleh air udara dan api. Dengan cara serupa,
tiap unsur memiliki suatu gerak alamiah untuk bergerak kearah tempat alamiahnya
jika ia tidak ada di sana. Umumnya, bumi dan air memiliki sifat berat, yaitu
cenderung bergerak ke bawah, sementara udara dan api memiliki sifat levitasi,
yaitu cenderung bergerak ke atas. Gerak alamiah ether adalah melingkar, dan ether selalu
dalam tempat alamiahnya.
Gerak paksa
disebabkan oleh gaya luar yang dikenakan dan boleh ke sembarang arah. Gerak
tersebut akan berhenti segera setelah gaya dihilangkan.
Salah satu
kekurangan dinamika Aristoteles adalah bahwa kecepatan sebuah benda akan menjadi tak
hingga jika tak ada resistansi terhadap geraknya. Adalah sukar sekali bagi para
penganut aliran Aristoteles (Aristotelian)
untuk membayangkan gerak tanpa resistansi. Memang, kenyataan bahwa gerak
seperti itu akan menjadi cepat secara tak terhingga jika tak ada gesekan
dengannya seperti seperti benda yang bergerak di ruang kosong.
Teori
Aristoteles bahwa gerak paksa membutuhkan suatu gaya yang bekerja secara
kontinyu ternyata bisa disangkal dengan memandang gerak proyektil. Aristoteles
mencontohkan pada sebuah anak panah yang ditembakkan dari sebuah busur akan
tetap bergerak untuk beberapa jarak meskipun jelas-jelas tidak selamanya
didorong. busur entah bagaimana memberi suatu “daya gerak” kepada udara, yang
kemudian mempertahankan anak panah tetap bergerak. Penjelasan ini sangat tidak
meyakinkan, dan masalah gerak peluru terus berlanjut hinga membuat kesal para
Aristotelian selama berabad-abad.
2 Archimedes (287-212
SM)
Archimedes ilmuwan Yunani abad ke-3
SM. Archimedes adalah seorang arsitokrat. Archimedes adalah anak astronom
Pheidias yang lahir di Syracuse, koloni Yunani yang sekarang dikenal dengan
nama Sisilia. Membicarakan Archimedes tidaklah lengkap tanpa kisah insiden
penemuannya saat dia mandi. Saat itu dia menemukan bahwa hilangnya berat tubuh sama dengan
berat air yang dipindahkan.
Cabang lain
mekanika adalah statika. Ia
merupakan studi benda-benda diam karena kombinasi berbagai gaya. Perintis bidang ini adalah Archimedes..”
Archimedes adalah orang yang
mendasarkan penemuannya dengan eksperiman. Sehingga, ia dijuluki Bapak IPA
Eksperimental.
3.
Eratoshenes (273 – 192 SM)
Eratoshenes
melakukan penghitungan diameter bumi pada tahun 230 SM. Dia menengarai bahwa
kota Syene di Mesir terletak di equator, dimana matahari bersinar vertikal
tepat di atas sumur pada hari pertama musim panas. Eratoshenes mengamati
fenomena ini tidak dari rumahnya, dia menyimpulkan bahwa matahari tidak akan
pernah mencapai zenith di atas rumahnya di Alexandria yang berjarak 7° dari
Syene. Jarak Alexandria dan Syene adalah 7/360 atau 1/50 dari lingkaran bumi
yang dianggap lingkaran penuh adalah 360°. Jarak antara Syene sampai Alexandria
+/- 5000 stade. Dengan dasar itu dibut prakiraan bahwa diameter bumi
berkisar: 50x5000 stade = 25.000stade =
42.000Km.
Pengukuran
tentang diameter bumi diketahui adalah 40.000 km. Ternyata, astronomer jaman
kuno juga tidak kalah cerdasnya, dengan deviasi kurang dari 5%.
Periode II ( Awal Sains 1550-1800 M )
1. Galileo ( 1564 M - 1642 M)
Ilmuwan Itali besar ini mungkin
lebih bertanggung jawab terhadap perkembangan metode ilmiah dari siapa pun
juga.
Aristoteles mengajarkan, benda yang
lebih berat jatuh lebih cepat ketimbang benda yang lebih ringan, dan
bergenerasi-generasi kaum cerdik pandai menelan pendapat filosof Yunani yang
besar pengaruh ini. Tetapi, Galileo memutuskan mencoba dulu benar-tidaknya, dan
lewat serentetan eksperimen dia berkesimpulan bahwa Aristoteles keliru.
Yang benar adalah, baik benda berat
maupun ringan jatuh pada kecepatan yang sama kecuali sampai batas mereka
berkurang kecepatannya akibat pergeseran udara.
Galileo melakukan eksperimen ini di
menara Pisa (Kebetulan, kebiasaan Galileo melakukan percobaan melempar benda
dari menara Pisa tampaknya tanpa sadar). Pada satu sisi benda ringan akan
menghambat benda berat dan benda berat akan mempercepat benda ringan, dan
karena itu kombinasi tersebut akan bergerak pada suatu laju pertengahan. Di
lain pihak benda-benda yang dipadu bahkan akan membentuk benda yang lebih
berat, yang karena itu harus bergerak lebih cepat dari pada yang pertama atau
salah satunya.
Mengetahui hal ini, Galileo
mengambil langkah-langkah lebih lanjut. Dengan hati-hati dia mengukur jarak
jatuhnya benda pada saat yang ditentukan dan mendapat bukti bahwa jarak yang
dilalui oleh benda yang jatuh adalah berbanding seimbang dengan jumlah detik
kwadrat jatuhnya benda. Penemuan ini (yang berarti penyeragaman percepatan)
memiliki arti penting tersendiri. Bahkan lebih penting lagi Galileo
berkemampuan menghimpun hasil penemuannya dengan formula matematik.
Sumbangan besar Galileo lainnya
ialah penemuannya mengenai hukum kelembaman (inersia). Sebelumnya, orang
percaya bahwa benda bergerak dengan sendirinya cenderung menjadi makin pelan
dan sepenuhnya berhenti kalau saja tidak ada tenaga yang menambah kekuatan agar
terus bergerak. Tetapi
percobaan-percobaan Galileo membuktikan bahwa anggapan itu keliru.
Bilamana kekuatan melambat seperti misalnya pergeseran, dapat dihilangkan,
benda bergerak cenderung tetap bergerak tanpa batas.
Analisis
Galileo mencapai resolusi akhir dari masalah gerak peluru. Dia juga
memperlihatkan bagaimana komponen-komponen horisontal dan vertikal dari gerak
peluru bergabung menghasilkan lintasan parabolik. Galileo menganggap bahwa
sebuah benda yang menggelinding ke bawah pada suatu bidang miring adalah
dipercepat seragam yaitu, kecepatannya bertambah dengan besar yang sama dalam
tiap interval waktu yang kecil. Dia kemudian menunjukkan bahwa asumsi ini
dapat diuji dengan mengukur jarak yang dilalui, dari pada mencoba mengukur
kecepatan secara langsung.
2.
Descartes ( 1596 M – 1661 M )
Rene Descartes lahir Di desa La Haye tahun 1596,
filosof, ilmuwan, matematikus Perancis yang tersohor abad 17. Waktu mudanya dia
sekolah Yesuit, College La Fleche.
Begitu umur
dua puluh dia dapat gelar ahli hukum dari Universitas Poitiers walau tidak
pernah mempraktekkan ilmunya samasekali. Meskipun Descartes memeperoleh
pendidikan baik, tetapi dia yakin betul tak ada ilmu apa pun yang bisa
dipercaya tanpa matematik. Karena itu, bukannya dia meneruskan pendidikan
formalnya,
melainkan
ambil keputusan kelana keliling Eropa dan melihat dunia dengan mata kepala
sendiri. Hukum Gerak Descartes terdiri atas dua bagian, dan memprediksi hasil
dari benturan antar dua massa:
1.
bila dua benda memiliki massa dan kecepatan yang sama sebelum terjadinya
benturan, maka keduanya akan terpantul karena tumbukkan, dan akan mendapatkan
kecepatan yang sama dengan sebelumnya.
2.
bila dua benda memiliki massa yang sama, maka karena tumbukkan tersebut, benda
yang memiliki massa yang lebih kecil akan terpantul dan menghasilkan kecepatan
yang sama dengan yang memiliki massa yang lebih besar. Sementara, kecepatan dari benda yang
bermassa lebih besar tidak akan berubah.
Descartes telah memunculkan hukum ini berdasarkan pada
perhitungan simetris dan suatu gagasan bahwa sesuatu harus ditinjau dari proses
tumbukkan.
Sayangnya, gagasan Descartes memiliki kekurangan yang sama dengan
gagasan Aristoteles yaitu masalah diskontinuitas.
Descartes
menerima prinsip Galileo bahwa benda-benda cenderung untuk bergerak dalam garis
lurus, dia beranggapan bahwa tidak pernah ada sembarang ruang kosong ke dalam
mana sebuah benda dapat bergerak. maka konsekuensinya adalah satu-satunya
gerak yang mungkin adalah rotasi dari suatu kumpulan partikel-partikel..
Pengaruh
besar lain dari konsepsi Descartes adalah tentang fisik alam semesta. Dia
yakin, seluruh alam kecuali Tuhan dan jiwa manusia bekerja secara mekanis, dan
karena itu semua peristiwa alami dapat dijelaskan secara dan dari sebab-musabab
mekanis. Atas dasar
ini dia menolak anggapan-anggapan astrologi, magis dan lain-lain ketahayulan.
Descartes
menyukai suatu alam dengan suatu mekanisme mesin jam yang besar sekali, yaitu
alam yang mekanistik, yang diciptakan oleh Tuhan dengan suatu pasokan materi
dan gerak yang tetap. Agar mesin dunia tidak “berhenti akhirnya”, dia berasumsi
bahwa kapanpun dua partikel bertumbukan, daya dorong atau momentum total mereka
harus tetap tak berubah.
Descartes
mendefinisikan momentum sebagai perkalian massa dan kecepatan, mv.
Ini tidak sepunuhnya benar kecuali “kecepatan” diperlakukan sebagai sebuah
vektor yaitu suatu besaran yang memiliki arah tertentu di dalam ruang sehingga
kecepatan-kecepatan yang sama dalam arah belawanan akan saling menghilangkan.
3.
Torricelli
(1608 M – 1647 M) dan
Evangelista
Torricelli (1608-1647), fisikawan Italia kelahiran
Faenza dan belajar di Sapienza College Roma. Ia menjadi
sekretaris Galileo selama 3
bulan sampai Galileo wafat pada tahun 1641. Tahun 1642 ia menjadi
profesor matematika di Florence. Pada tahun
1643 ia
menetapkan tentang tekanan
atmosfer dan
menemukan alat untuk mengukurnya, yaitu barometer.
Pada tahun
1643, Torricelli membuat eksperimen sederhana, yang dinamakan Torricelli
Experiment, yaitu ia menggunakan sebuah tabung kaca kuat dengan panjang
kira-kira 1 m dan salah satu ujungnya tertutup. Dengan menggunakan sarung
menghadap ke atas. Dengan menggunakan corong ia menuangkan raksa dari botol ke
dalam tabung sampai penuh. Kemudian ia menutup ujung terbuka tabung dengan
jempolnya, dan segera membaliknya. Dengan cepat ia melepaskan jempolnya dari
ujung tabung dan menaruh tabung vertikal dalam sebuah bejana berisi raksa. Ia
mengamati permukaan raksa dalam tabung dan berhenti ketika tinggi kolom raksa
dalam tabung 76 cm di atas permukaan raksa dalam bejana. Ruang vakum terperangkap
di atas kolam raksa.
4.
Otto von Guericke ( 1602 M – 1686 M)
Otto von Guericke (30 November 1602-
21 Mei 1686) adalah seorang ilmuwan Jerman, pencipta, dan politikus.
Prestasi ilmiah utama nya menjadi penetapan dari ilmu fisika ruang
hampa.Pada 1650 Guericke menemukan pompa udara. Guericke
menerapkan barometer ke ramalan cuaca untuk meteorologi.
Kemudiannya bidang
kajianya dipusatkan pada listrik, tetapi sangat sedikit hasil nya. Ia menemukan
generator elektrostatik yang pertama, “ Elektrisiermaschine”.
5.
Blaise Pascal ( 1623 M -1662 M )
Blaise Pascal (19 Juni
1623- 19Agustus 1662) adalah ilmuwan Perancis Ahli matematik, ahli ilmu fisika,
dan ahli filsafat religius. Dalam bidang fisika, khususnya mekanika, dia melakukan
percobaan dengan cara
mengukur beda tinggi barometer di dasar dan di puncak gunung.
Dari keterangan-keterangannya itu
nantinnya dia mengemukakan prinsip hidrostatik yang kita kenal dengan Hukum
Pascal, yaitu “Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan
merambat ke segala arah sama besar dengan tidak bertambah atau berkurang
kekuatannya”.
6.
Isaac Newton ( 1642 M – 1727 M )
Isaac Newton
(1642-1727), lahir di Woolsthrope, Inggris. Dia lahir di tahun kematian
Galileo. Penemuan-penemuan Newton yang terpenting adalah di bidang mekanika,
pengetahuan sekitar bergeraknya sesuatu benda didasarkan pada tiga hukum
fundamental. Hukum pertamanya
adalah hukum inersia Galileo, Galileo merupakan penemu pertama hukum yang
melukiskan gerak sesuatu obyek apabila tidak dipengaruhi oleh kekuatan luar.
Tentu saja
pada dasarnya semua obyek dipengaruhi oleh kekuatan luar dan persoalan yang
paling penting dalam ihwal mekanik adalah bagaimana obyek bergerak dalam
keadaan itu.
Masalah ini dipecahkan oleh Newton dalam hukum geraknya yang kedua dan
termasyhur dan dapat dianggap sebagai hukum fisika klasik yang paling utama. Hukum kedua (secara matematik
dijabarkan dengan persamaan F = m.a atau a = F/m) menetapkan bahwa percepatan
obyek adalah sama dengan gaya netto dibagi massa benda.
Hukum kedua
Newton memiliki bentuk sama seperti hukum dinamika Aristoteles, v = kF/R,
dengan dua perbedaan penting. Yang satu adalah bahwa gaya menghasilkan
percepatan dari pada kecepatan, sehingga dalam ketidak hadiran gaya, kecepatan
tetap konstan (hukum pertama). Perbedaan yang lain adalah bahwa hambatan
terhadap gerak adalah disebabkan oleh massa benda itu sendiri, terhadap
medium di mana ia bergerak. hukum
ketiganya yang masyhur tentang gerak (menegaskan bahwa
pada tiap aksi, misalnya kekuatan fisik, terdapat reaksi yang sama dengan yang
bertentangan) serta yang paling termasyhur penemuannya tentang kaidah ilmiah
hukum gaya berat universal.
Newton juga
membedakan antara massa dan berat. Massa adalah sifat intrinsik suatu benda
yang mengukur resistansinya terhadap percepatan, sedangkan berat adalah
sesungguhnya suatu gaya, yaitu gaya berat yang bekerja pada sebuah benda. Jadi
berat W sebuah benda adalah W = mag, di
mana ag adalah percepatan karena gravitasi. Keempat perangkat
hukum ini, jika digabungkan, akan membentuk suatu kesatuan sistem yang berlaku
buat seluruh makro sistem mekanika, mulai dari ayunan pendulum hingga gerak
planet-planet dalam orbitnya mengelilingi matahari.
Diantara banyak prestasi Newton, ada satu yang merupakan penemuan
terbesar ialah ‘Hukum Gravitasi’.
Pada penemuan ini, Newton menggunakan dengan baik penemuan penting sebelumnya
tentang pergerakan angkasa yang dibuat oleh Kepler dan yang lainnya. Newton
menyadari hukum semacam ini pada pertengahan 1660. Pada masa kreatif ini, ia
menulis hampir satu abad kemudian bahwa,“Saya menarik kesimpulan bahwa kekuatan
yang menjaga planet-planet pada orbitnya pasti berbanding terbalik sama dengan
kuadrat dari jarak mereka dengan pusat dimana mereka berevolusi”. Diungkapkan
sebagai sebuah persamaan
di mana F gaya gravitasi diantara dua benda bermassa m1
dan m2, r adalah jarak antara pusat-pusatnya, dan G
adalah tetapan gravitasi . Gerak sebuah planet mengelilingi matahari adalah
suatu kombinasi gerak garis lurus yang ia harus miliki jika tak ada gaya yang
bekerja kepadanya dan percepatannya karena gaya gravitasi matahari.
Periode III
( Fisika Klasik 1800 M -1890 (1900 ) M )
1. Daniel
Bernoulli (1700 M – 1780 M)
Daniel
Bernoulli ( 8 Pebruari 1700 – 17 Maret 1782) adalah ilmuwan swiss
Ahli matematik. Keahlian matematikanya untuk diaplikasikan ke mekanika,
terutama ilmu mekanika zat cair (fluida) dan gas. Prinsip Bernoulli adalah
sebuah istilah di dalam mekanika
fluida
yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida,
peningkatan
pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut.
Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang
menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup
sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.
2.
Leonhard Euler ( 1707 M – 1783 M )
Leonard Euler
lahir tahun 1707 di Basel, Swiss. Dia diterima masuk Universitas Basel tahun
1720 tatkala umurnya baru mencapai tiga belas tahun. Euler khusus ahli
mendemonstrasikan bagaimana hukum-hukum umum mekanika, yang telah dirumuskan di
abad sebelumnya oleh Isaac Newton, dapat digunakan dalam jenis situasi fisika
tertentu yang terjadi berulang kali.
Misalnya,
dengan menggunakan hukum Newton dalam hal gerak cairan, Euler sanggup mengembangkan
persamaan hidrodinamika. Juga, melalui analisa yang cermat tentang kemungkinan
gerak dari barang yang kekar, dan dengan penggunaan prinsip-prinsip Newton. Dan
Euler berkemampuan mengembangkan sejumlah pendapat yang sepenuhnya menentukan
gerak dari barang kekar. Dalam praktek, tentu saja, obyek benda tidak selamanya
mesti kekar. Karena itu, Euler juga membuat sumbangan penting tentang teori
elastisitas yang menjabarkan bagaimana benda padat dapat berubah bentuk lewat
penggunaan tenaga luar.
Pengetahuan modern dan teknologi akan jauh tertinggal di belakang,
tanpa adanya formula Euler, rumus-rumusnya, dan metodenya. Sekilas pandangan
melirik indeks textbook matematika dan fisika akan menunjukkan
penjelasan-penjelasan ini sudut Euler (gerak benda keras); kemantapan Euler
(deret tak terbatas); keseimbangan Euler (hydrodinamika); keseimbangan gerak
Euler (dinamika benda keras); formula Euler (variabel kompleks); penjumlahan
Euler (rentetan tidak ada batasnya), curve polygonal Eurel (keseimbangan
diferensial); pendapat Euler tentang keragaman fungsi (keseimbangan diferensial
sebagian); transformasi Euler (rentetan tak terbatas); hukum Bernoulli-Euler
(teori elastisitis); formula Euler-Fourier (rangkaian trigonometris);
keseimbangan Euler-Lagrange (variasi kalkulus, mekanika); dan formula
Euler-Maclaurin (metode penjumlahan) itu semua menyangkut sebagian yang
penting-penting saja.
3. Hamilton
Jika ditinjau gerak partikel yang terkendala pada suatu permukaan bidang,
maka diperlukan adanya gaya tertentu yakni gaya konstrain yang berperan
mempertahankan kontak antara partikel dengan permukaan bidang. Namun tak
selamanya gaya konstrain yang beraksi
terhadap partikel dapat diketahui. Pendekatan Newtonian memerlukan informasi
gaya total yang beraksi pada partikel. Gaya total ini merupakan keseluruhan
gaya yang beraksi pada partikel, termasuk juga gaya konstrain. Oleh karena itu,
jika dalam kondisi khusus terdapat gaya yang tak dapat diketahui, maka
pendekatan Newtonian tak berlaku. Sehingga diperlukan pendekatan baru dengan
meninjau kuantitas fisis lain yang merupakan karakteristik partikel, misal
energi totalnya. Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan prinsip
Hamilton, dimana persamaan Lagrange yakni persamaan umum dinamika
partikel dapat diturunkan dari prinsip tersebut.
Prinsip Hamilton mengatakan, Dari seluruh lintasan yang mungkin bagi
sistem dinamis untuk berpindah dari satu titik ke titik lain dalam interval
waktu spesifik (konsisten dengan sembarang konstrain), lintasan nyata yang
diikuti sistem dinamis adalah lintasan yang meminimumkan integral waktu selisih
antara energi kinetik dengan energi potensial.
4. Joseph-Louis Lagrange ( 1736 M – 1813 M )
Persamaan
gerak partikel yang dinyatakan oleh persamaan Lagrange dapat diperoleh dengan
meninjau energi kinetik dan energi potensial partikel tanpa perlu meninjau gaya
yang beraksi pada partikel. Energi kinetik partikel dalam koordinat kartesian
adalah fungsi dari kecepatan, energi potensial partikel yang bergerak dalam
medan gaya konservatif adalah fungsi dari posisi.
Persamaan
Lagrange merupakan persamaan gerak partikel sebagai fungsi dari
koordinat umum, kecepatan umum, dan mungkin waktu. Waktu berpengaruh
dalam persaman Lagrange dikarenakan persamaan transformasi yang menghubungkan
koordinat kartesian dan koordinat umum mengandung fungsi waktu. Pada dasarnya,
persamaan Lagrange ekivalen dengan persamaan gerak Newton, jika koordinat
yang digunakan adalah koordinat kartesian.
Dalam mekanika Newtonian, konsep gaya diperlukan sebagai kuantitas fisis
yang berperan dalam aksi terhadap partikel. Dalam dinamika Lagrangian,
kuantitas fisis yang ditinjau adalah energi kinetik dan energi potensial
partikel. Keuntungannya, karena energi adalah besaran skalar, maka energi
bersifat invarian terhadap transformasi koordinat. Dalam
kondisi tertentu, tidaklah mungkin atau sulit menyatakan seluruh gaya yang
beraksi terhadap partikel, maka pendekatan Newtonian menjadi rumit atau
bahkan tak mungkin dilakukan.
2.
PERKEMBANGAN MEKANIKA MODERN
a.
Mekanika
Kuantum
1. Pada tahun 1900, Max Planck
memperkenalkan ide bahwa energi dapat dibagi-bagi menjadi beberapa paket atau
kuanta. Ide ini secara khusus digunakan untuk menjelaskan sebaran intensitas
radiasi yang dipancarkan oleh bendah hitam
2. Pada tahun 1905, Albert Einstein
menjelaskan efek fotoelektrik dengan menyimpulkan bahwa energi cahaya datang
dalam bentuk kuanta yang disebut foton.
3. Pada tahun 1913, Niels Bohr menjelaskan
garis spektrum dari atom hidrogen dengan penggunaan kuantisasi.
4. Pada tahun 1924, Louis de Broglie
memberikan teorinya tentang gelombang benda.
5. Teori-teori di
atas, meskipun sukses, tetapi sangat fenomenologikal. Tidak ada penjelaskan
jelas untuk kuantisasi. Mereka dikenal teori kuantum lama.
6. Mekanika kuantum modern lahir pada tahun
1925, ketika Werner Karl Heisenberg mengembangkan mekanika matriks dan Erwin
Schrodinger menemukan mekanika gelombang dan persamaan Schrodinger. Schrodinger
beberapa kali menunjukkan bahwa kedua pendekatan tersebut sama. Pada tahun
1927, Heinseberg merumuskan prinsip ketidakpastiannya dan interpretasi
Kopenhagen terbentuk dalam waktu yang hampir bersamaan.
7. Tahun 1927, Paul Dirac menggabungkan
mekanika kuantum dengan relativitas khusus. Dia juga menggunakan teori
operator, termasuk nota bra-ket yang berpengaruh.
8. Pada tahun 1932, Neumann Janos merumuskan
dasar matematika yang kuat untuk mekanika kuantum sebagai teori operator.
9. Bidang kimia kuantum dibuka oleh Walter
Heitler dan Fritz London yang mempublikasikan penelitian ikatan kovalen dari
molekul hidrogen pada tahun 1927. Kimia kuantum beberapa kali dikembangkan oleh
pekerja dalam jumlah besar, termasuk kimiawan Amerika, Linus Pauling.
10. Berawal pada 1927, percobaan dimulai untuk menggunakan mekanika
kuantum ke dalam bidang di luar partikel satuan yang menghasilkan teori medan
kuantum. Pekerja awal dalam bidang ini termasuk Dirac, Wolfgang Pauli, Victor
Weisskopf dan Pascaul Jordan. Bidang riset area ini dikembangkan dalam
formulasi elektrodinamika kuantum oleh Richard Feynman, Freeman Dyson, Julian
Schwinger dan Tomonaga pada tahun 1940-an. Elektrodinamika kuantum adalah teori
kuantum elektron, proton dan medan elektromagnetik dan berlaku sebagai contoh
untuk teori kuantum berikutnya.
11. Teori Kromodinamika Kuantum diformulasikan pada awan
1960an. Teori yang kita kenal sekarang ini diformulasikan oleh Polizter, Gross
dan Wilzcek pada tahun 1975. Pengembangan awal oleh Schwinger, Peter Higgs,
Goldstone dan lain-lain..Sheldon Lee Glashow, Steven Wienberg, dan Abdus Salam
menunjukkan secara independen bagaimana gaya nuklir lemah dan elektrodinamika
kuantum dapat digabungkan menjadi satu gaya lemah elektro.
b.
Relativitas
Umum
Relativitas umum diperkenalkan oleh
Albert Einstein pada tahun 1916. Teori ini merupakan penjelasan gravitasi
termutakhir dalam fisika modern. Ia menyatukan teori Einstein sebelumnya dengan
hukum gravitasi Newton.
B.
ILMU PANAS
Sejarah Perkembangan Ilmu
Termodinamika tiap Periode
Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan
hukum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang
diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak
tahu apa pun kecuali perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan
lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam
abad ke-20 dan riset sekarang ini tentang termodinamika benda hitam.
Hukum-Hukum Dasar Termodinamika
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika,
yaitu:
1. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua
sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam
saling setimbang satu dengan lainnya.
Hukum ini terkait dengan
kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem
termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai
ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
2. Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait
dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem
termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya
waktu, mendekati nilai
3. Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika
terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat
suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan
entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa
entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai
nol.
Peristiwa-Peristiwa Penting Termodinamika
Pada dasarnya, termodinamika adalah ilmu yang
mempelajari tentang panas sebagai energi yang mengalir. Oleh karena itu,
sejarah berkembangnya ilmu termodinamika berawal sejak manusia mulai
“memikirkan” tentang panas. Orang yang pertama kali melakukannya adalah Aristoteles
(350 SM). Dia mengatakan bahwa panas
adalah bagian dari materi atau materi tersusun dari panas. Penalaran yang
dilakukan oleh Aristoteles diteruskan oleh Galileo Galilei (1593) yang
menganggap bahwa panas adalah sesuatu
yang dapat diukur dengan penemuannya berupa termometer air. Beberapa abad
setelahnya Sir Humphrey Davy dan Count Rumford (1799) menegaskan bahwa panas adalah sesuatu yang mengalir.
Kesimpulan ini mendukung prinsip kerja termometer, tapi membantah pernyataan
Aristoteles. Seharusnya hukum ke-nol termodinamika dirumuskan saat itu, tapi
karena termodinamika belum berkembang sebagai ilmu, maka belum terpikirkan oleh
para ilmuwan. “dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka
ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya”.
Pada tahun 1778, Thomas Alfa Edison memperkenalkan
mesin uap pertama yang mengkonvesi panas menjadi kerja mekanik. Mesin tersebut
disempurnakan oleh Sardi Carnot (1824). Saat itu, dia berupaya menemukan
hubungan antara panas yang digunakan dan kerja mekanik yang dihasilkan. Hasil
pemikirannya merupakan titik awal perkembangan ilmu termodinamika klasik dan
beliau dianggap sebagai Bapak Termodinamika.
Pada tahun 1845, James P. Joule menyimpulkan bahwa panas dan kerja adalah
dua bentuk energi yang satu sama lain dapat dikonversi. Kesimpulan ini didukung
pula oleh Rudolf Clausius, Lord Kelvin (William Thomson), Helmhozt, dan Robert
Mayer. Selanjutnya, para ilmuwan ini merumuskan hukum pertama termodinamika
(1850). Setahun sebelumnya, Lord Kelvin telah memperkenalkan istilah
termodinamika melalui makalahnya: An Account of Carnot’s Theory of the Motive
Power of Heat.
Buku pertama tentang termodinamika ditulis oleh
William Rankine pada tahun 1859. “perubahan energi dalam dari suatu sistem
termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi panas yang disuplai
ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem”
Setelah mempelajari mesin Carnot, Lord Kelvin, Planck, dan menyimpulkan
bahwa pada suatu mesin siklik tidak mungkin kalor yang diterima mesin diubah
semuanya menjadi kerja, selalu ada kalor yang dibuang oleh mesin. Hal ini
karena adalah sifat sistem yang selalu menuju ketidakteraturan, entropi (S)
meningkat. Saat itu hukum kedua termodinamika diperkenalkan (1860). Menurut
Clausius, besarnya perubahan entropi yang dialami oleh suatu sistem, ketika
sistem tersebut mendapat tambahan kalor (Q) pada temperatur tetap dinyatakan
melalui persamaan di bawah :
“total entropi dari suatu sistem
termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya
waktu, mendekati nilai maksimumnya”
Selama tahun 1873-1976, fisikawan matematika Amerika Josiah Willard Gibbs
menerbitkan tiga makalah, salah satunya adalah On the Equilibrium of
Heterogeneous Substances. Makalah tersebut menunjukkan bahwa proses
termodinamika dapat dijelaskan secara matematis, dengan mempelajari energi,
entropi, volume, temperatur dan tekanan sistem, sedemikian rupa untuk
menentukan apakah suatu proses akan terjadi secara spontan. Pada awal abad
ke-20, ahli kimia seperti Gilbert N. Lewis, Merle Randall, dan EA Guggenheim
mulai menerapkan metode matematis Gibbs tersebut untuk analisis proses kimia
yang disebut termodinamika kimia. Pada tahun 1885, Boltzman menyatakan bahwa
energi dalam dan entropi merupakan besaran yang menyatakan keadaan mikroskopis
sistem. Pernyataan ini mengawali berkembangnya termodinamika statistik, yaitu
pendekatan mikroskopis tentang sifat termodinamis suatu zat berdasarkan
perilaku kumpulan partikel-partikel yang menyusunnya. Dasar-dasar termodinamika
statistik ditetapkan oleh fisikawan seperti James Clerk Maxwell, W. Nernst,
Ludwig Boltzmann, Max Planck, Rudolf Clausius dan J. Willard Gibbs .Willard
Gibbs. Pada tahun 1906 Giauque dan W. Nernst merumuskan hukum ketiga
termodinamika yaitu
“pada saat suatu sistem mencapai
temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan
mendekati nilai minimum”
Pada tahun 1911, Einstein menyatakan bahwa massa
merupakan perwujudan dari energi (E=mc2). Hal ini kemudian dibenarkan oleh
ilmuwan mekanika kuantum (1900-1940) bahwa radiasi sebagai bentuk energi bisa
bersifat sebagai partikel. Pernyataan ini seakan-akan membenarkan penalaran
Aristoteles sebelumnya bahwa materi = energi. Pada tahun 1950, para ilmuwan,
seperti Carl Anderson menemukan adanya partikel antimateri yang bisa
memusnahkan materi.
1. Tokoh Ilmuwan Penemu Termodinamika
a.
Benjamin Thompson
Benjamin Thompson atau 'Count Rumford' (1753 –
1814) adalah penemu, ilmuwan, negarawan, dan tentara terkenal kelahiran
Amerika. Benjamin Thompson dilahirkan di Woburn Utara, Massachusetts pada
tanggal 26 Maret 1753 beragama Anglican. Ayahnya adalah seorang petani dan
meninggal ketika Benjamin Thompson berumur 2 tahun. Ibunya, Ruth Simonds menikah lagi dengan Josiah
Pierce pada bulan Maret 1976. Di masa kecilnya, Benjamin Thompson
memiliki keterbatasan untuk sekolah sehingga dia lebih banyak belajar sendiri
dan kemudian mendapat banyak pengetahuan dari teman dan kenalannya. Pada usia
13 tahun, Benjamin Thompson mulai melakukan beberapa pekerjaan seperti menjadi
juru tulis seorang importer, pedagang bahan kering dan kemudian magang di
Doctor John Hay of Woburn, dimana Thompson mendapatkan banyak pengetahuan
tentang ilmu medis.
Bakat Thompson dalam bekerja dengan alat mekanis
dan kemampuan bahasanya yang sangat baik membuat John Fowle, salah satu guru lulusan Harvard, membantunya untuk
belajar dengan Professor John Winthrop di Harvard.
Pada tahun 1772, Thompson meninggalkan kota kelahirannya dan mengajar di
salah satu sekolah di Bradford, Massachusetts sambil mempelajari ilmu
pengetahuan pada Samuel Williams. Tidak beberapa lama kemudian, Thompson
berpindah mengajar di Concord, New Hampshire atas undangan dari Timothy Walker.
Di sana Benjamin Thompson hidup menumpang dan kemudian menikahi anak dari tuan rumahnya, Sarah Walker Rolfe yang merupakan janda kaya di daerah Concord.
Istrinyalah yang memperkenalkan Thompson pada Gubernur Wentworth dari New
Hampshire dan mengangkatnya menjadi mayor di New Hampshire Militia.
Pada saat revolusi Amerika meledak, Thompson diajak bergabung dengan
Amerika untuk melawan Inggis karena dia memiliki hubungan penting dengan
pemerintah Inggris namun dia menolak. Benjamin Thompson meninggalkan
keluarganya di Amerika pada tahun 1974 dan bergabung dengan pemerintah Britania
Raya (Inggris) sebagai penasihat Jenderal Thomas Gage. Pada tahun 1776,
Thompson bekerja sebagai juru tulis di Sekretariat Negara kemudian jabatannya
terus naik menjadi Sekretaris Provinsi Georgia, dan pada tahun 1779 Benjamin
Thompson menjadi salah satu anggota Royal Society. Selain politik, dunia
militer juga digeluti oleh Benjamin Thompson. Benjamin Thompson pernah menjabat
sebagai letnan kolonel pasukan Britania Raya dan mendapatkan gelar kesatrian
dari Raja George III. Pada tahun 1785, Benjamin Thompson bergabung bersama
pasukan Austria untuk melawan Turki dan di sana dia berkenalan dengan Pangeran
Maximillian dari Bavaria yang mengundangnya untuk tinggal Bavaria. Thompson
tinggal di Bavaria selama beberapa tahun untuk memimpin pasukan Bavaria yang
kurang mendapatkan perhatian dan penghidupan yang layak, kemudian membuat
perubahan besar di daerah tersebut. Para tentara diberi bayaran lebih tinggi,
dibuatkan sarana rekreasi, dan diberikan pendidikan gratis baik untuk tentara
maupun anak-anak mereka. Benjamin Thompson juga memberikan penghasilan kepada
pengemis jalanan dengan mempekerjakan mereka untuk menjahit pakaian tentara
Bavaria yang kurang layak pakai.
Pada tahun 1971, Benjamin
Thompson dianugerahi gelar Count of the Holy Roman Empire. Di samping mengurusi masalah politik dan militer, Thompson juga aktif meneliti
berbagai hal, terutama bidang Fisika. Sekitar tahun 1975, Benjamin Thompson
meneliti tentang gaya pada bubuk mesiu dan membangun sistem sinyal kelautan
yang baru bagi tentara Inggris. Kontribusinya yang terbesar pada dunia Fisika
adalah pemikirannya tentang teori kalor. Pada akhir abad ke-18, teori kalori
yang dipercaya adalah bahwa kalor merupakan fluida yang dapat mengalir ke dalam
tubuh ketika dipanaskan dan mengalir keluar ketika didinginkan.
Saat meneliti tentang bubuk mesiu, Benjamin Thompson menemukan adanya penyimpangan atau anomali yang tidak dapat dijelaskan dengan teori kalori. Di dalam laporannya kepada Royal Society yang berjudul "An Experimental Enquiry concerning the Source of Heat excited by Friction" (1798), Benjamin Thompson mengajukan suatu teori baru yang menyatakan bahwa kerja mekanis akan menghasilkan kalor dan kalor tersebut merupakan suatu bentuk gerak. Teori tersebut berhasil memberikan penjelasan mengapa panas yang dihasilkan dari gesekan peluru meriam (bubuk mesiu) tidak akan pernah habis. Peristiwa itu tak dapat dijelaskan dengan teori kalori terdahulu. Di dalam laporan tersebut terdapat perhitungan jumlah kuantitas kalor yang diproduksi oleh energi mekanis. Teori yang dikemukakan Thompson bertentangan dengan teori kalori yang terdahulu dan banyak orang pada saat itu yang tidak yakin dengan Thompson hingga James Maxwell mengemukakan teori kinetik kalor pada tahun 1871. Penemuan-penemuan Thompson lainnya adalah kompor, oven, ketel ganda, dan pakaian penahan panas, serta mengembangkan cerobong asap dan tungku perapian yang ada. Pada tahun 1804, Thompson menetap di Paris dan menikah dengan Madame Lavoisier, janda seorang ahli kimia Perancis, Antoine Lavoisier. Pernikahan tersebut hanya bertahan beberapa tahun dan pada 1807 Benjamin Thompson pensiun dan menetap di desa Auteuil dekat Paris. Thompson menjadi anggota Institusi Nasional Perancis sebagai dan secara rutin berkontribusi dalam berbagai pertemuan dan debat ilmu pengetahuan. Penghargaan yang pernah diraihnya adalah Copley Medal. Setelah perceraiannya, Thompson dirawat oleh anak perempuannya hingga pada tanggal 21 Agustus 1814, Benjamin Thompson meninggal di Auteuil, Paris pada usia 61 tahun. Dibangun Monumen Benjamin Thompson di English Garden.
Saat meneliti tentang bubuk mesiu, Benjamin Thompson menemukan adanya penyimpangan atau anomali yang tidak dapat dijelaskan dengan teori kalori. Di dalam laporannya kepada Royal Society yang berjudul "An Experimental Enquiry concerning the Source of Heat excited by Friction" (1798), Benjamin Thompson mengajukan suatu teori baru yang menyatakan bahwa kerja mekanis akan menghasilkan kalor dan kalor tersebut merupakan suatu bentuk gerak. Teori tersebut berhasil memberikan penjelasan mengapa panas yang dihasilkan dari gesekan peluru meriam (bubuk mesiu) tidak akan pernah habis. Peristiwa itu tak dapat dijelaskan dengan teori kalori terdahulu. Di dalam laporan tersebut terdapat perhitungan jumlah kuantitas kalor yang diproduksi oleh energi mekanis. Teori yang dikemukakan Thompson bertentangan dengan teori kalori yang terdahulu dan banyak orang pada saat itu yang tidak yakin dengan Thompson hingga James Maxwell mengemukakan teori kinetik kalor pada tahun 1871. Penemuan-penemuan Thompson lainnya adalah kompor, oven, ketel ganda, dan pakaian penahan panas, serta mengembangkan cerobong asap dan tungku perapian yang ada. Pada tahun 1804, Thompson menetap di Paris dan menikah dengan Madame Lavoisier, janda seorang ahli kimia Perancis, Antoine Lavoisier. Pernikahan tersebut hanya bertahan beberapa tahun dan pada 1807 Benjamin Thompson pensiun dan menetap di desa Auteuil dekat Paris. Thompson menjadi anggota Institusi Nasional Perancis sebagai dan secara rutin berkontribusi dalam berbagai pertemuan dan debat ilmu pengetahuan. Penghargaan yang pernah diraihnya adalah Copley Medal. Setelah perceraiannya, Thompson dirawat oleh anak perempuannya hingga pada tanggal 21 Agustus 1814, Benjamin Thompson meninggal di Auteuil, Paris pada usia 61 tahun. Dibangun Monumen Benjamin Thompson di English Garden.
b.
Jacobus Henricus van 't Hoff
Jacobus Henricus van 't Hoff adalah kimiawan fisika
dan organik Belanda dan pemenang Penghargaan Nobel dalam Kimia pada 1901
Penelitiannya pada kinetika kimia, kesetimbangan kimia, tekanan osmotik dan
kristalografi diakui sebagai hasil karya utamanya. Jacobus juga mendirikan
bidang ilmu kimia fisika, ia juga dianggap sebagai salah satu kimiawan terbesar
sepanjang masa bersama kimiawan Perancis Antoine Lavoisier, Louis Pasteur dan
ahli kimia Jerman Friedrich Wöhler. Ia lahir
di Rotterdam, Belanda 30 Agustus 1852, anak ke-3 dari 7 bersaudara Jacobus
Henricus van 't Hoff, seorang dokter dan Alida Jacoba Kolff.
Sumbangan terbesarnya ialah mengenai pengembangan
hukum termodinamika umum pada hubungan antara perubahan tekanan dan pemindahan
kesetimbangan sebagai akibat variasi suhu. Pada volume tetap kesetimbangan
dalam sebuah sistem akan cenderung berubah dalam arah untuk melawan perubahan
suhu yang ditentukan pada sistem ini. Penurunan suhu menyebabkan lepasnya panas
dan menaikkan suhu menyebabkan penyerapan panas. Asas kesetimbangan bergerak
ini digeneralisasi 1885 oleh Henri Louis le Chatelier yang memperluas dengan
perubahan volume untuk perubahan tekanan yang dipaksakan; ini dikenal sebagai
asas van 't Hoff-Le Chatelier.
Di tahun 1885 L'Équilibre chimique dans les Systèmes gazeux ou dissous à
I'État dilué (Kesetimbangan Kimia dalam Sistem Gas atau Larutan yang Ditambah
Air). Di sinilah ia menunjukkan bahwa "tekanan osmotik" dalam larutan
yang dicairkan secukupnya sebanding terhadap konsentrasi dan temperatur penuh
agar tekanan ini bisa diwakili dengan rumus yang hanya menyimpang dari rumus
tersebut untuk tekanan gas yang dilambangkan dengan i. Ia menentukan nilai i
dengan sejumlah cara, sebagai contoh dengan menggunakan tekanan uap dan hukum
Raoult pada penurunan titik beku. Demikian van 't Hoff bisa membuktikan bahwa
hukum termodinamika tak hanya sah buat gas, namun juga buat larutan cair. Hukum
tekanannya, yang diberikan keabsahan umum oleh teori disosiasi elektrolisis
Arrhenius (1884-1887). Orang asing pertama yang datang untuk bekerja dengannya
di Amsterdam (1888) – dianggap sebagai yang terlengkap dan terpenting dalam
bidang Ilmu Pengetahuan Alam.
Pada saat di Berlin 1896 - 1905 ia sibuk pada masalah asal endapan samudera, dengan rujukan khusus yang dibentuk di Stassfurt. Pada kerja yang lebih luas ia dibantu khususnya oleh W. Meyerhoffer, yang sebelumnya telah bekerja dengannya di Amsterdam. Kemungkinan ialah orang pertama yang menerapkan hasil skala kecil di laboratorium, pada fenomena yang terjadi pada skala besar di alam. Hasil penyelidikan ini kebanyakan diterbitkan di Laporan Akademi Ilmiah Kerajaan Prusia, diringkaskan dalam karya 2 jilid Zur Bildung ozeanischer Salzablagerungen, 1905-1909. van 't Hoff amat menghargai kekuatan imajinasi dalam kerja ilmiah, sebagaimana nyata dalam pidato pelantikannya pada pengambilan jabatan profesornya di Amsterdam: Verbeeldingskracht in de Wetenschap (Kekuatan Imajinasi dalam Sains), ia tiba pada kesimpulan bahwa para ilmuwan yang menonjol telah memiliki kualitas tingkat tinggi ini. Wilhelm Ostwald, membuat Zeitschrift für physikalische Chemie dengannya di Leipzig, bisa dianggap sebagai pendiri kimia fisika.
Pada saat di Berlin 1896 - 1905 ia sibuk pada masalah asal endapan samudera, dengan rujukan khusus yang dibentuk di Stassfurt. Pada kerja yang lebih luas ia dibantu khususnya oleh W. Meyerhoffer, yang sebelumnya telah bekerja dengannya di Amsterdam. Kemungkinan ialah orang pertama yang menerapkan hasil skala kecil di laboratorium, pada fenomena yang terjadi pada skala besar di alam. Hasil penyelidikan ini kebanyakan diterbitkan di Laporan Akademi Ilmiah Kerajaan Prusia, diringkaskan dalam karya 2 jilid Zur Bildung ozeanischer Salzablagerungen, 1905-1909. van 't Hoff amat menghargai kekuatan imajinasi dalam kerja ilmiah, sebagaimana nyata dalam pidato pelantikannya pada pengambilan jabatan profesornya di Amsterdam: Verbeeldingskracht in de Wetenschap (Kekuatan Imajinasi dalam Sains), ia tiba pada kesimpulan bahwa para ilmuwan yang menonjol telah memiliki kualitas tingkat tinggi ini. Wilhelm Ostwald, membuat Zeitschrift für physikalische Chemie dengannya di Leipzig, bisa dianggap sebagai pendiri kimia fisika.
Hadiah Nobel Kimia (1901) titik kulminasi karirnya. Pada 1885 diangkat
sebagai anggota Akademi Ilmiah Kerajaan Belanda, setelah nominasinya tak
dimasukkan pada 1880. Di antara medalinya yang lain ialah gelar doktor
kehormatan dari Harvard dan Yale (1901), Universitas Victoria Manchester
(1903), Heidelberg (1908); Medali Davy dari Royal Society (1893), Medali
Helmholtz dari Akademi Ilmiah Kerajaan Prusia (1911); ia juga diangkat sebagai
Chevalier de la Legion d'Honneur (1894), Senator der
Kaiser-Wilhelm-Gesellschaft (1911). Ia juga anggota kehormatan Chemical
Society, London (1898), Akademi Ilmiah Kerajaan, Gottingen (1892), American
Chemical Society (1898), Académie des Sciences, Paris (1905).
Van 't Hoff pecinta alam, sebagai mahasiswa di Leiden ia sering ikut dalam
perjalanan botanis dan kemudian di Bonn ia benar-benar menikmati pegunungan di
sekitarnya, berjalan panjang sendiri atau bersama-sama. Deskripsi perjalanannya
ke AS, berasal dari undangan ceramah ke Universitas Chicago, menunjukkan
cintanya pada perjalanan. Penerimaannya pada filsafat dan kegemarannya pada
puisi juga nyata pada awal-awal ia bersekolah di Lord Byron ialah pujaannya.
van 't Hoff meninggal di Steglitz dekat Berlin pada 1 Maret 1911.
c.
Rudolf Julius Emanuel Clausius
Rudolf Julius Emanuel Clausius (1822-1888) adalah
ahli fisika matematik Jerman, penemu Hukum Termodinamika II, penemu entropi,
penemu teori elektorolisis, doktor, guru besar, dan pengarang. Ia lahir di Koslin,
Prusia, meninggal di Bonn tanggal 24 Agustus 1888, pada umur 66 tahun.
Ia kuliah di Unervisitas Berlin dan mendapat doktor dari Halle pada tahun 1848
ketika berumur 26 tahun. Dua tahun kemudian (1850) ia diangkat menjadi guru
besar fisika di sekolah mesin dan artileri di Berlin, pada tahun 1867 ia jadi
guru bedar fisika di Unirvesitas Wurzburg sampai tahun 1869. Kemudian ia
mengajar di Universitas Bonn.
Clausius adalah ahli fisika teori atau fisika murni. Ia tidak mengadakan
experimen. Ia menerapkan matematika untuk membuat teori yang dapat menjelaskan
Hasil pengamatan dan exprimen orang lain. Hukum termodinamika II berbunyi : “Panas tidak dapat dengan sendirinya
berpindah dari badan yang lebih dingin ke badan yang lebih panas”.
Di alam semesta terjadi decara terus
– menerus perpindahan panas atau energi dari badan angkasa yang panas ke badan
angkasa yang dingin. Maka berabad-abad kemudian semua panas atau energi akan
terbagi merata keseluruh bagian alam semesta. Keadaan seimbang ini disebut
entropi. Ini berati dunia kiamat, karena semua gerak dan kehidupan berhenti.
2.
Prinsip Termodinamika
Prinsip-prinsip
Termodinamika dapat dirangkum dalam 3 Hukum yaitu :
1. Hukum Termodinamika
ke-Nol
· Berkenaan
dengan kesetimbangan termal atau Konsep Temperatur.
2. Hukum Termodinamika I
· Mengenai konsep
energi dalam dan menghasilkan prinsip kekekalan energi.
· menegaskan ke ekivalenan
perpindahan kalor dan perpindahan kerja.
3. Hukum Termodinamika II :
· memperlihatkan
arah perubahan alami distribusi energi dan memperkenalkan prinsip peningkatan
entropi.
Hukum-hukum
Termodinamika didasarkan pada penalaran logis , bukti yang membenarkan
penggunaan hukum-hukum ini secara menerus diperoleh dari percobaan yang
menyetujui akibat-akibatnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perkembangan mekanika terbagi menjadi beberapa periode diantaranya:
1. Periode I
(Pra Sains sampai dengan 1550 M), tokoh yang berperan diantaranya Aristoteles ,Archimedes, Eratoshenes.
2. Periode
II ( Awal Sains 1550-1800 M ), tokoh yang berperan diantaranya : Galileo,Descarte, Evangelista
Torricelli, Otto von
Guericke , Blais pascal,
Isaac Newton,
3. Sampai
Periode III
( Fisika Klasik 1800 M -1890 (1900 ) M). tokoh yang berperan diantaranya : Daniel Bernoulli, Leonhard Euler, Hamilton , Joseph-Louis Lagrange
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
(1) Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika;
(2) Hukum Pertama Termodinamika;
(3) Hukum kedua Termodinamika;
(4) Hukum ketiga Termodinamika.
DAFTAR PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)